https://cdn.statically.io/gh/dte-project/a/1e23173799f8ac7c346f345f20de4e5ccb246b1e/shell.v2.min.css
Loading...

Jumat, 12 April 2013

Ini adalah apa yang biasa Anda lakukan ketika membuat peraturan kondisi di dalam JavaScript:

if (a) {
b = 1;
c = 0;
} else {
b = 0;
c = 1;
}

Andaikan keputusan yang dibuat berjumlah lebih dari satu buah (lebih dari satu baris kode) untuk setiap kondisi, mungkin itu masih bisa dikatakan wajar. Namun ketika situasi terkondisi yang diciptakan hanya terdiri dari satu baris kode saja, menerapkan kondisional dengan cara seperti di atas sangat tidak efisien. Contoh sederhana adalah ketika Anda menentukan nilai suatu variabel berdasarkan kondisi tertentu seperti ini:

if (a == "foo") {
var b = 1;
} else {
var b = 0;
}

Jalan pintas untuk kondisional di atas adalah seperti ini:

var b = (a == "foo") ? 1 : 0;

Nilai di antara simbol ? dan : menyatakan nilai variabel b jika a == "foo", sedangkan nilai yang tertulis setelah simbol : adalah alternatif/pengingkarannya. Contoh kondisional yang lebih panjang:

Sebelum

if (a == "foo") {
var b = 1;
} else if (a == "bar") {
var b = 0;
} else {
var b = null;
}

Sesudah

var b = (a == "foo") ? 1 : (a == "bar") ? 0 : null;

View more articles

Keyword link

Subscribe via Email

Sign up by email to get the latest news from us..

Contact us

Send a message to us.

Template Hasil Cloning II | Copyright 2015 - 2016 | Rip Code by Shn | ShannenPio Cloning